Photo : Ketua LPI Abi Kholil Asubki
PORTALMELITER.COM | Sukabumi,-Jagat mainstrem kembali dihebohkan dengan beredarnya video screen recorder status whatsapp (WA) yang menghina agama islam dan merendahkan Nabi Muhamad SAW sebagai Rasululah, yang terjadi di Kecamatan Cibeureum Kota Sukabumi.
Didalam video screen recorder status whatsapp tersebut saudara penghina yang berinisial F tersebut menyatakan
"Jadi gini boy aku teh tadi teh nyak mabok jeung Nabi Muhammad, aing nga gay jg nabi muhammad pa sepong2 k****** ba******* dan dajjal teh eta teh lanceuk aing sia tong ngaheureuyan aing bisi dikadek ku lanceuk aing.
"Aing eta party jeung 25 nabi kanjeng nabi sabari ngadugem tea, sabari nge** deui ba***** enakeun pokokna mah, sabari marabok tea ning kabeh 25 kanjeng nabi teh"
"Jadi gini aku teh mau nanya, gimana caranya login ke konghucu"
Ketua umum Organisasi masyarakat ( Ormas) Islam Laskar Fisabillilah Indonesia (LPI) sekaligus pengasuh Majelis Dzikir Arrifaiyah Abi Kholil Asubki mengecam tindakan penghinaan dan merendahkan tersebut
"Kami keluarga besar laskar fiisabilillah Indonesia mengecam dengan keras atas terjadinya penghinaan terhadap para Nabi terutama Nabi Muhammad SAW yg dilakukan oleh seorang siswa tingkat MTS." Ujarnya jumat (05/05/23).
Masih menurut dia, Ini semua bisa disebabkan oleh kurangnya pengawasan dari orang tua dan pihak sekolah terhadap anak didiknya sehingga terjadi yg demikian. Atau bisa disebabkan pengaruh dari narkoba, obat terlarang.
Lebih lanjut Abi kholil mengharapkan adanya tindakan tegas dari pemerintah terhadap para Penista Agama, sehingga tidak terus bermunculan.
" Orang tua juga harus benar - benar mengawasi pergaulan anaknya sehingga tidak terjerumus ke dalam pergaulan yang buruk. Juga sistem pendidikan di sekolah yg harus lebih dibenahi dalam membentuk akhlak siswa" pungkasnya.
Sementara itu Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI ) Kota Sukabumi Aab Abdulah mengaku belum mengetahui kejadian tersebut.
"Kami harus meneliti dulu, ini baru mendengar masya Allah.... Jika hal ini benar memang tidak bisa dibiarkan, Kita mau coba monitor dulu dan mendalami, ini berbahaya untuk kota kita ini" pungkasnya
Reporter Eka Lesmana