Portalmiliter | Sukabumi,-Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi Yudha Sukmagara memenuhi panggilan dari Badan Kehormatan (BK) DPRD Kabupaten Sukabumi. Ia diminta klarifikasi seputar isu penganiayaan yang menjeratnya baru-baru ini.
Rapat klarifikasi antara Yudha dan BK dilakukan secara tertutup di ruang rapat lantai dua Gedung DPRD Kabupaten Sukabumi. Sejumlah awak media yang mencoha mendekati ruangan tersebut diminta turun ke lantai bawah.
Rapat klarifikasi berlangsung sekitar satu jam. Setelah itu Ketua BK Deni Gatot Irianto langsung menggelar konfrensi pers. Mereka memberikan keterangan seputar klarifikasi yang diarahkan kepada Yudha.
"Kami dari Badan Kehormatan DPRD Kabupaten Sukabumi telah melakukan hal yang sifatnya memang sesuai dengan Peraturan DPRD Nomor 3 Tahun 2019 tentang Tata Beracara BK DPRD Kabupaten Sukabumi dimana telah mengundang bapak Yuda Sukmagara selaku Ketua DPRD terkait dengan surat yang masuk,"ungkap Deni, Senin,29-8-2022.
Surat yang dimaksud politisi Gerindra itu adalah permintaan klarifikasi dari PB Himasi (Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Asal Sukabumi). Himasi mempertanyakan seputar isu kekerasan atau penganiayaan yang dilakukan Yudha.
BK sempat bergantian menjelaskan soal permintaan klarifikasi, selain dari anggotanya Edi Sudrajat, terdapat juga pernyataan dari anggota BK lainnya yakni Agus Mulyadi yang menjelaskan soal konteks klarifikasi yang dilakukan BK.
"Tadi kita hanya mendengar apa yang disampaikan oleh beliau (Yudha). Pertama untuk materi memang itu akan kita rekomendasikan setelah kita ketemu dengan pihak (lainnya) yang terkait.Kira-kira rencananya besok, tapi besok ada paripurna dan rencana teman teman yang mau hadir ke sini,"jelasnya Agus.
Agus menyebut dua hari kedepan BK akan mengklarifikasi kepada pihak terkait lainnya yang posisinya ada dalam pusaran isu yang menjerat Yudha. Selain isu kekerasan, juga soal posisi Yudha saat itu di salah satu tempat hiburan malam (THM).
"Pak Yudha menyampaikan bahwa beliau diundang oleh temannya, teman sekolah yang sudah lama tidak ketemu jam 22.00 WIB dengan seizin istrinya. Karena Pak Yudha itu tokoh politik ya akhirnya dia menyampaikan memohon maaf ya dia sedang apes saja. Tetapi untuk kejadian yang ada disana tidak seperti yang diceritakan dan ramai diluar dan diberitakan," terang Agus.
"(Kaitan kekerasan) Kejadian itu ada tetapi tidak berhubungan langsung dengan Pak Yudha, jadi tidak ada pemukulan, kalaupun ada insiden antara teman Pak Yudha dengan orang yang juga dikenal sama Pak Yudha itu tidak di pungkiri,"paparnya.
Politisi Partai Golkar itu dua kali mempertegas soal posisi Yudha di malam itu, saat disebut bertemu temannya di salah satu THM kemudian muncul isu pemukulan.
"Tetapi namanya politis seolah-olah Pak Yudha memukul orang, dipastikan Pak Yudha sampaikan tidak memukul orang, itu pernyataan Pak Yudha, semua ada di rekaman tetapi tidak bisa disampaikan saya ini dokumentasi untuk BK," ungkap Agus.
Mengenai kabar di tempat itu ada minuman keras juga dijelaskan Agus bahwa ia hanya menyampaikan keterangan atau jawaban dari Yudha seputar klatifikasi terhadap BK.
"Mengenai kabar di tempat itu ada minuman keras, tadi sudah disampaikan Pak Yudha itu hanya tamu yang datang jam 23.00 WIB jam 22.00 WIB dia diundang dia pastikan Pak Yudha tidak minum dan Pak Yudha (mengatakan) jangankan di test urin di tes darah pun siap kapanpun dia siap tes rambut pun dia siap kapanpun dilaksanakan Pak Yudha menyatakan siap," pungkas Agus .
( R.Iyan Safta )