Portalmiliter | Sukabumi,-Hj.Dewi Asmara Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Partai Golkar menggelar reses di Desa Loji Kecamatan Simpenan pada hari Rabu 13 /07/2022 mengenai Pemberdayaan Masyarakat melalui Komunikasi, Informasi, Edukasi Obat dan Makanan bersama Balai Besar POM Bandung serta Tokoh Masyarakat
" Umumnya tujuan yang diberikan itu bagaimana mengedukasi masyarakat sangat penting untuk keamanan, daya guna dan manfaat obat. Untuk makanan dan kosmetik bahaya yaitu yang artinya mengandung zat-zat kimia terlarang yang bisa menimbulkan penyakit untuk jangka panjang. Sehingga kita bagaimana memperkenalkan obat, makanan dan kosmetika yang aman kepada masyarakat,"ungkap hj Dewi Asmara.
"Karena dalam kesehariannya masyarakat akan bertemu dengan obat maupun makanan, begitu juga dengan kosmetik dari bayi sampai tua dan memang kalau untuk pengetahuan bagaimana mengenali membeli obat yang aman itu masyarakat belum terlalu paham, itu sebabnya kita bawa untuk mengedukasi masyarakat. Karena misalnya banyak obat-obat yang beredar terkadang tanpa merek yang suka di renceng-renceng dalam kantong plastik itu ada yang bener-bener baik. Tapi tidak menutup kemungkinan bisa juga itu obat-obat yang tidak ada izin edar,"terang Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Golkar ini.
"Kalau tidak ada izin edar itu berbahaya, untuk jangka panjang nya bisa merusak hati dan ginjal. Karena tidak ada pertanggung jawabannya.Nah, jadi masyarakat lah yang harus cerdas termasuk juga nanti terhadap Pemda yang mensosialisasikan kepada masyarakat bagaimana obat yang aman itu, karena masyarakat itu butuh kesehatan yang tidak terpisahkan dengan obat. Sementara masyarakat yang belum tahu obat yang bebas terbatas, obat dokter, obat terlarang begitu juga bagaimana mengecek izin edarnya itu semua harus di edukasi," papar Hj Dewi Asmara.
Adapun untuk pembuatan makanan-makanan, lanjut Hj Dewi Asmara, tentu kita harus mengedukasi masyarakat, termasuk juga para pedagang untuk menggunakan bahan-bahan yang aman. Karena sering kali untuk bisa mencapai harga dengan keuntungan besar itu menggunakan formalin, menggunakan borak.
"Padahal kalau itu dikonsumsi masyarakat, untuk jangka panjang nya zat-zat kimia seperti formalin tidak bisa di urai. Itu kan untuk pengawet mayat tidak bisa di urai di tubuh yang mengendap yang kedepannya bisa mengakibatkan kanker," jelasnya.
Terkadang kan bakso juga kadang-kadang pake borak dan ikan asin misalnya, kan itu lalat aja tidak mau hinggap disitu. Masa kita malah mau makan.
"Itu kita perlu mengedukasi juga bukan hanya masyarakat konsumen, tetapi juga para pedagang harus dibina. Karena kan para pedagang hanya menjualkan saja belum tentu mereka yang membuat, jadi memberikan edukasi. Sehingga kedepannya, khususnya anak-anak jajanan sekolahnya juga terkontrol dan tidak mengandung bahan-bahan bahaya," tuturnya.
Seperti misalnya kalau anak kecil ada jajanan agar-agar, kemudian yang nonton sepak bola ada yang meminum ale-ale/sirop-sirop, itu jangan memakai bahan pewarna tekstil.
Sementara itu, Kepala Besar POM dari Bandung menjelaskan bahwa tadi sudah dijelaskan oleh Ibu Hj Dewi Asmara bahwa untuk Bakso dan Mie kita harus hati-hati, maksudnya agar kita bebas dari cemaran dari bahan- bahan yang berbahaya, karena masih saja ada oknum penjual yang memakai bahan-bahan kimia yang berbahaya.
"Saya jelaskan bebas dari bahaya yaitu pertama bebas dari bahaya biologi. Misalnya keracunan dapat menyebabkan muntah-muntah dan diare. Kalau makanan berubah bau rasa itu sudah basi dan jangan dimakan, itu sudah termasuk mikro biologi. Bahaya yang kedua yaitu bahaya kimia, efek nya tidak terasa. Misalnya makanan yang mengandung Formalin, borak dan zat kimia lain nya. Bahaya fisik yaitu bahaya diluar makanan, misalnya penggunaan kosmetik yang mengandung merkuri, itu sangat berbahaya," pungkasnya.
Diakhir acara Reses nya, Hj Dewi Asmara memberikan souvenir/hadiah kepada warga masyarakat yang bisa menjawab pertanyaan dari edukasi yang telah dipapaparkan oleh nya.
( Red )