SELAYAR POS ■ Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo meminta masyarakat tidak panik menanggapi seorang pasien positif corona di Solo meninggal dunia di RSUD dr. Moewardi.
Ganjar memastikan pemerintah daerah melakukan tracking kepada individu yang kontak langsung dengan pasien.
Hal itu diungkap Ganjar menanggapi hasil swab tenggorokan pasien yang meninggal dunia itu dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) Kementerian Kesehatan.
Selanjutnya, Ia meminta masyarakat membantu pemerintah melalukan tracking orang-orang yang terkontak langsung dengan pasien positif corona Solo yang meninggal dunia. Ini diperlukan untuk antisipasi penyebaran virus corona.
"Kami segera pulang untuk ambil data lengkap. Kami akan melalukan press conference pukul 15.00 WIB. Kami kemarin sudah melakukan tracking kepada keluarga pasien," kata Ganjar saat ditemui Wartawan di Swiss-Belhotel, Kecamatan Laweyan, Solo, Jumat (13/3/2020) pukul 14.07 WIB.
Ganjar meminta masyarakat tidak panik menanggapi wabah virus corona. Masyarakat yang merasa berkontak langsung dengan keluarga pasien untuk melapor.
"Masyarakat lapor saja baik-baik. Enggak perlu kuatir. Pemeriksaan dilakukan tertutup. Nanti kami berikan hotline-nya," imbuhnya.
Sementara itu, Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, yang mengusulkan pemeriksaan dilakukan di daerah untuk mendapatkan hasil yang lebih cepat, Ganjar mempertanyakan kesediaan peralatan. "Apa ada alatnya," ujarnya.
Meninggal Dunia
Seperti diwartakan sebelumnya, seorang pasien meninggal yang sempat dirawat di ruang isolasi RSUD Moewardi Solo dikonfirmasi positif Covid-19 virus corona.
Pasien positif corona Solo ini memiliki riwayat perjalanan dari Bogor, rumah sakit swasta, hingga diisolasi di RSUD Moewardi.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto mengonfirmasi hasil pemeriksaan pasien meninggal RSUD Moewardi Solo yang menunjukkan positif Covid-19. Demikian dalam pernyataannya yang dirilis Detik.com.
Diketahui, Pasien yang meninggal adalah salah satu dari dua yang dirawat RSUD Moewardi Solo. Dokter Spesialis Penyakit Paru-Paru RSUD Dr. Moewardi Solo, dr. Harsini, mengungkap pria ini bersama pasien isolasi lain RSUD Moewardi Solo, tidak pernah dan tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri.
Namun, keduanya baru saja melakukan perjalanan ke Bogor, Jawa Barat (Jabar), untuk mengikuti sebuah seminar pada 25-28 Februari 2020. Selepas pulang dari Bogor, kedua pasien ini sempat pulang ke kediaman masing-masing. Keduanya tinggal di dua daerah berbeda di Solo.
“Tanggal 29, pasien mengalami pilek dan dirawat di rumah sakit. Pada Minggu [8/3/2020], pasien langsung dirujuk di RS Moewardi dan ditempatkan di ruang isolasi dengan status PDP [pasien dalam pengawasan]. Selasa, tanggal 10 [Maret], dia meninggal dunia,” ujar Harsini.
■ JBN