SELAYAR POS ■ Pendirian Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), masih hanya sebatas 'yang penting berdiri', akibat tidak adanya business plan yang baik dan orientasinya masih sebatas melengkapi administratif.
Kurangnya pengawasan dan pendampingan intensif terhadap BUMDes yang ada di kecamatan kepulauan dari pihak yang menangani ini, misalnya Pendamping Desa dan Tenaga Ahli Pengembangan Ekonomi Desa (TA-PED) Kabupaten. Sehingga baru-baru ini, Dinas PMD menggelar pelatihan terhadap pengurus BUMDes yang aktif.
Mantan pengurus BUMDes Rajuni, Kecamatan Takabonerate, Muh Asfah mengatakan kurangnya pengawasan dan pendampingan sehingga produktifitas dan usaha-usaha BUMDes yang dikelolanya tidak berkembang.
"Selama ini kami berjalan sendiri, tanpa adanya pendampingan intensif dari tenaga pendamping yang bertanggungjawab terkait pengembangan potensi yang bisa dijalankan oleh BUMDes," ujar Muh Asfah, saat dikonfirmasi, Sabtu (21/03/202).
Begitu pun Muhtar, Ketua BPD Desa Rajuni mengakui bahwa potensi yang ada di Desa Rajuni cukup banyak untuk dikembang seperti hasil perikanan, pariwisata dan kemarin salah satu inovasi pengurus BUMDes yaitu daur ulang sampah plastik jadi Paving Block.
"Kami berharap, adanya perhatian dari Pemerintah Desa dan pihak yang menangani BUMDes ini, agar memberikan pendampingan intensif dan pelatihan terhadap pengurus BUMDes secara langsung di pulau," tutup Muhtar. (Tim).