Setiap manusia memiliki prinsip dan cara pandang yang berbeda dalam mengukur kebahagiaan. Karena yang paling memengaruhi seseorang dalam mengukur kebahagiaan adalah prinsip dan pandangan hidup yang dipijakinya.
Bagi seorang muslim, kebahagiaan tidak selalu berupa kemewahan dan keberlimpahan materi duniawi, Tetapi bisa dilihat dari sudut pandang yang berbeda.
Kehidupan ini tak selamanya indah. Senang dan duka datang silih berganti. Hal ini semakin memantapkan hati untuk menilai kehidupan dunia ini adalah semu. Kebahagiaannya semu. Kesedihannya semu.
Saat diri kita jatuh, maka kita harus bangkit dan meyakini bahwa Allah sedang menaikkan kita menuju derajat keimanan yang lebih tinggi. Namun motivasi hidup perlu diraih agar kita selalu tersenyum apa yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.
Berikut beberapa tip dan penyemangat umat muslim menuju kebahagiaan.
Wahai sahabat dengarkanlah:
• Dahuluilah mengucapkan salam, ucapkan selamat dengan senyuman, curahkan perhatian kita pada mereka, agar kita menjadi orang yang sangat mereka cintai dan dekat dengan mereka.
• Jadikanlah Nabi Muhammad sebagai suri tauladan, sebab dia adalah pemimpin yang menghantarkan pada kebahagiaan, yang menunjukkan kepada Kesuksesan dan yang menghantarkan pada keberhasilan.
• Cinta yang berlebihan dan cinta yang di larang, sebab itu adalah azab bagi jiwa, dan penyakit bagi hati. Kembalilah kepada Allah, kepada pengingat-Nya dan kepada yang menanti-Nya.
• Ilmu akan membuat hati menjadi lapang, meluaskan cara pandang, membukakan cakrawala sehingga jiwa dapat keluar dari berbagai keresahan, kegundahan, dan kesedihan.
• Salah satu dari pasangan suami-istri itu marah, maka yang lain harus diam. Baik suami atau istri harus menerima pasangannya apa adanya karena tak seorangpun di dunia ini yang sempurna.
• Adalah penolong yang sangat baik untuk mengeluarkan diri dari belitan musibah. Shalat akan mengangkat jiwa naik ke cakrawala yang paling tinggi dan akan membawa ruh ke ruang cahaya dan kemenangan.
• Memiliki kesempatan untuk membaca adalah orang yang bahagia. Karena dia bisa memetik bunga dari taman alam semesta, bisa berkeliling mengitari keajaiban dunia, dan bisa melipat waktu dan tempat.
• Tidak terdapat dalam garis keturunan, dalam harta benda dan dalam emas berlian. Tapi kebahagiaan itu terdapat dalam agama, ilmu, sopan santun dan tujuan yang tersampaikan.
• Cantik dan bertakwa, rumah yang luas, rizki yang cukup dan tetangga yang shalih adalah nikmat-nikmat yang hanya diketahui oleh sedikit orang.
• Adalah kesulitan yang terpecahkan, permusuhan yang menyurut, keshalihan yang dipraktekkan dan syahwat yang bisa dikalahkan.
• "Sungguh mengagumkan urusan seorang mukmin. Semua urusannya adalah baik. Dan itu tidak terjadi pada seorang pun kecuali orang mukmin. Jika ditimpa kesenangan maka dia bersyukur, dan ini tentu baik baginya, dan jika ditimpa musibah maka dia bersabar, yang juga baik baginya." (Al Hadist).
Senang dan duka adalah sunatullah yang pasti mewarnai kehidupan ini. Tidak ada seorang manusia pun yang terus merasa senang, dan tidak pula terus dalam duka dan kesedihan. Semua dirasakan silih berganti. Maka berbahagialah dengan apa yang kita miliki. Karena kebahagiaan sejati adalah menjadi seorang "Muslim yang Hakiki" Islam sebagai pembawa rahmatan lil alaamiin. Wallahu a'lam bishawab.
Pengirim:
Desi Wulan Sari
Member Komunitas menulis Revowritter.
desi.ratna@gmail.com