Hari-hari ini, banyak orang tua mengantar anak-anak mereka ke sekolah atau pesantren.
Terkadang ada perasaan berat dan setengah tega meninggalkan anak mereka untuk berada di penjara suci, tidak bisa bebas seperti anak-anak lain seusianya.
Tapi yakinlah wahai orang tua bahwa perjuanganmu adalah untuk masa depan anak-anak mu agar menjadi penyejuk hatimu di dunia dan bisa berkumpul kelak di surga bersama mereka.
Biarlah engkau dan mereka bersedih menahan kerinduan sementara agar mereka belajar kemandirian, kedewasaan, persahabatan dan menjadi manusia yang berilmu agama agar lurus agama dan berakhlak mulia.
Ibu dan ayah...
Jangan lupakan untuk menyelipkan untaian doa buat anakmu yang sedang berjuang mengejar surga dengan ilmu agama.
Berikanlah motivasi dan dukunganmu untuk mereka. Jangan menangis dan bersedih karena meninggalkan mereka belajar agama karena mereka sedang berada dalam jalan yang mulia.
Imam Dzahabi menceritakan dalam biografi Imam Sulaim bin Ayyub ar-Razi, bahwa ketika masih kecil sekitar umur sepuluh tahun, dia belajar mengaji kepada sebagian ustadz di kampungnya.
Sang ustadz mengatakan, “Maju dan cobalah membaca al-Qur’an.”
Dia (Sulaim bin Ayyub) pun berusaha semaksimal mungkin untuk membaca al-Fatihah, tetapi tidak bisa karena ada sesuatu pada lidahnya.
Sang ustadz lalu bertanya, “Apakah engkau punya seorang ibu?”
“Ya,” jawab Sulaim.
“Kalau begitu, mintalah kepada ibumu agar dia berdo’a supaya Allah memudahkan engkau untuk bisa membaca al-Qur’an dan meraih ilmu agama,” tutur sang ustadz selanjutnya.
Sulaim menjawab, “Ya, akan saya sampaikan pada ibuku.”
Maka setelah pulang ke rumah, dia menyampaikannya kepada ibunya, dan sang ibu lalu bermunajat dan berdo’a kepada Allah. Setelah itu, Sulaim menginjak masa dewasa dan berkelana ke Baghdad untuk menuntut ilmu bahasa Arab, fiqih, dan lain-lain.
Ketika dia pulang kembali ke kampungnya di Ray sedang menyalin kitab Mukhtashar al-Muzani di sebuah masjid, ternyata ustadznya yang dahulu datang seraya mengucapkan salam kepadanya. Namun, sang ustadz sudah tidak mengenal Sulaim lagi. Tatkala ustadznya mendengar salinan kitab tersebut dan dia tidak paham apa yang sedang dibaca, dia berkomentar, “Kapankah ilmu seperti ini bisa dipelajari?” Kata Sulaim, “Ingin sekali rasanya saya mengatakan padanya: ‘Jika Anda punya seorang ibu maka mintalah kepada ibu Anda agar mendoakan untuk Anda’, tetapi saya malu mengatakan hal itu.” (Siyar A’lamin Nubala’ 34/156–157 oleh adz-Dzahabi)
Kisah ini memberikan faedah bahwa doa orang tua—terutama seorang ibu adalah mustajab (pasti terkabul).
Sebab itu, wahai saudaraku penuntut ilmu, janganlah pernah engkau hanya bergantung pada dirimu. Tetaplah engkau memohon pertolongan kepada Allah dan mintalah kepada orang tuamu agar mendo’akan untukmu.
Dan engkau wahai orang tua, jangan lupa mendoakan anak-anak mu agar betah di pondok dan dimudahkan memahami ilmu agama.
Semoga Allah menganugerahkan ilmu yang bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
Oleh: Abu Ubaidah Yusuf As Sidawi