Beberapa hari lalu, saya diminta membantu terapi anak yang kecanduan game online, bicaranya kasar-kotor, membanting barang lemari, laptop dan sebagainya. Bahkan orang tuanya dianggap sebagai sosok pengganggu ketenangan hidupnya.
Saya mikirnya langsung ke ortunya. Ada kesalahan apa koq sampe anaknya jadi kayak itu. Tetapi, ortunya tetap pingin, "tolong bantu terapi anak saya."
Saya minta mereka untuk mengecek. Pasti ada yang error dari 5 koneksi ini:
1. Hubungan kepada Alloh
2. Hubungan kepada ortu/mertua
3. Hubungan kepada pasangan
4. Hubungan kepada anak
5. Hubungan kepada orang lain.
Mereka memilih nomor 2,3,4. mengakui ada 3 hal ini yang menurutnya lagi error. Namun saya bantu ingatkan, ternyata ada nomor 1 yang juga error. Kemudian baru menyadari, bahwa semenjak bermunculan masalah, semakin jauh hubungan kepada Alloh.
Hubungan kepada ortu. Kebetulan mbahnya juga ikut menyimak dan sontak mengiyakan setuju dengan ucapan saya. Saya kaget. Kenapa mbahnya ini ikut-ikutan. Ternyata mbahnya merasa sedih-sakit hati dengan menantunya yang mendiamkan beliau ketika beliau hadir di rumahnya, seolah-olah seperti tamu.
Saya terapi mbah ini sampe badannya tergoncang hebat dan glegeken berkali-kali (orang glegeken itu juga ada faktor emosi lho) Maa syaa Alloh, betapa sakit hatinya mbah ini menahan emosinya selama ini. Sampe gak mampu berdiri.
Beliau juga kaget koq sampe gak bisa jalan setelah diterapi. Tapi alhamdulillah gak sampe pingsan. Beliau masih mampu menjaga emosinya. Karena dulu saya pernah menterapi, sampe orangnya pingsan karena emosinya sangat meluap.
Mbahnya saya minta untuk diistirahatkan. Terapi emosi itu menguras energi. Capek banget lho. Alhamdulillah setelah tidur beberapa jam, badannya terasa segar. Beliau juga bilang, biasanya susah tidur, sekarang sudah plong sudah enakan.
Kembali ke kondisi orang tua anak tersebut. Saya yakin, mesti ada sesuatu terkait hubungan dengan pasangan. Masalah anak, yang perlu diperbaiki adalah orang tuanya. Kalo orang tua beres, insya Alloh, anak juga otomatis beres. Yang penting tuh perbaiki diri agar bisa menjadi suami/istri yang terbaik untuk pasangannya. Kalo sudah baik, insya Alloh, anaknya juga membaik.
Ada beberapa tugas yang saya minta dilakukan untuk orang tuanya.
Kisah ini masih berlanjut...
Hikmah yang ingin saya sampaikan adalah:
1. Setiap orang memiliki ujiannya masing-masing
2. Masalah pada anak, sangat erat kaitannya dengan kondisi emosi orang tuanya.
3. Anak yang bermasalah dalam pendidikannya, biasanya bapaknya merasa sudah benar. (Jangan anggap digeneralisir ya. Tapi memang biasanya gitu).
4. Kita tidak bisa merubah orang lain. Yang mampu merubah hanyalah Alloh. Yang bisa kita lakukan adalah merubah diri kita sendiri sebagai orang tua. Sapa tahu, Alloh ridho untuk merubah anak kita.
5. Kecanduan hanyalah sebagai sarana untuk mengalihkan perhatian dari rasa tidak nyaman.
6. Puisi yang paling bermakna adalah keluarga. Istana yang paling indah adalah keluarga
Terapis Emosi
Azmi Yudianto